Mengurangi Risiko Karhutla Kelapa Sawit

Pembukaan lahan baru atau peremajaan kembali, dapat berpotensi untuk menimbulkan kebakaran lahan, khususnya di wilayah Sumatera ini. Pemerintah bukan hanya melalui dinas perkebunan, akan tetapi juga melibatkan dinas kehutanan dan dinas terkait lainnya, terus mengimbau pengusaha atau pemilik lahan melalui berbagai media masa dan peraturan-peraturan agar selalu mewaspadai adanya kebakaran hutan dan lahan (Karhutla).

Menurut perkiraan BMKG, musim panas akan lebih ekstrem lagi di penghujung bulan Februari ini. Peristiwa yang hampir rutin selama masa kemarau, khususnya di Pulau Sumatera ini adalah kebakaran lahan. Banyak penyebab terjadinya kebakaran ini, salah satu di antaranya adalah lahan gambut gundul yang terlalu banyak kena sinar matahari secara terus menerus dikarenakan musim kemarau. Untuk itu, perlu dicoba agar setiap pembukaan lahan atau peremajaan kembali lahan, bisa menggunakan kacangan penutup lahan khususnya mucuna bractetata sebagai tanaman menguntungkan yang selain akan menjaga kelembaban tanah, juga sebagai alternatif pencegahan dini terjadinya kebakaran.

Segi Agronomis
Bagi perusahaan atau pengusaha perkebunan kelapa sawit atau karet di lahan gambut, mungkin tidak akan asing lagi dengan tanaman “kacangan” penutup lahan atau Leguminous Cover Crops (LCC).  Manfaat kacangan adalah untuk mempertahankan kelembaban tanah, meminimalisir susutnya gambut, mencegah kekeringan pada gambut yang tidak bisa dipulihkan, mencegah erosi, dan yang terpenting untuk menghadapi musim kemarau mendatang adalah mengurangi risiko kebakaran.

Banyak jenis dari kacangan ini, seperti pueraria phaseoloides (javanica), calopoganium mucunoides, calopogonium caeruleum, centrosema pubescens. Namun yang biasa digunakan untuk lahan gambut adalah jenis mucuna bracteata, dikarenakan performa pertumbuhannya yang lebih baik dibandingkan jenis lainnya. Selain itu, tanaman yang aslinya tumbuh di hutan India Utara ini memiliki kemampuan dalam meningkatkan kesuburan tanah dengan jalan memperbaiki nitrogen dan mengurangi kompetisi pertumbuhan gulma.

Pengembangbiakan tanaman ini juga sangat mudah. Bisa dilakukan dengan cara vegetatif, maupun dengan cara generatif. Bagi petani yang hanya memiliki sedikit anggaran untuk perawatan kebunnya, bisa melakukan pengembangbiakan dengan jalan vegetatif sebagai opsi pilihan, selain itu juga lebih cepat pertumbuhannya dibandingkan dengan harus menunggu benih dari tanaman pertama yang masih harus ditanam di baby bag (pengembangbiakan dengan cara generatif).

Selain itu, tanaman ini mengandung asam phenolic yang tinggi, sehingga dapat menghambat gangguan dari serangga atau hewan ternak.

Segi Finansial
Tanaman yang tumbuh sehat pada suhu antara 20-35 derajat celcius ini pada kondisi normal akan tumbuh 10-15 cm per harinya. Pada kondisi di mana tenaga kerja tidak mencukupi, ditambah lagi biaya penanggulangan gulma yang membengkak, mucuna bracteata bisa dijadikan opsi yang relatif murah dengan dampak yang sangat besar.

Biaya penanggulangan gulma pada lahan yang sedang menjalani peremajaan atau penanaman ulang akan secara drastis berkurang, apabila dibandingkan dengan keperluan tenaga kerja atau konsumsi agro chemical untuk penanggulangan gulma. Tentu saja, dengan pertimbangan kecepatan pertumbuhannya, kita perlu mewaspadai agar tanaman (pokok sawit atau tunas karet muda) tidak terlilit oleh mucuna bracteata ini.

Biaya penanggulangan hama oryctes (kumbang tanduk) dengan menggunakan herbisida pada lahan yang sedang menjalani peremajaan atau penanaman ulang akan secara drastis berkurang, mengingat kebijakan pemerintah perihal “zero burning” pada masa peremajaan atau penanaman ulang akan menimbulkan potensi datangnya hama oryctes pada rumpukan atau bekas cacahan pokok sawit yang sudah ditumbang. Mucuna bracteata sangat sesuai ditanam pada rumpukan ini, sehingga mempercepat proses pelapukan dan mengurangi risiko terbakar akibat lahan yang terbuka dan terpapar matahari terlalu lama.

Mahal di depan, murah kebelakang adalah isitilah yang pas untuk memilih menanam kacangan ini di setiap kebun, khususnya tanaman sawit atau karet. Harga mucuna bracteata di pasaran bervariasi, berkisar antara lima ratus ke enam ratus ribu per kilonya, tergantung juga dari mana sumber bibitnya; apakah dari impor atau lokal. Keperluan mucuna bracteata bisa mengunakan rasio 1 tanaman untuk 2 sampai 3 pokok sawit (kondisi normal) atau lebih apabila ingin lebih agresif, dengan sebelumnya ditanam atau disemaikan di baby bag sebelum ditanam ke lapangan pada saat tanaman sudah berdaun lebih dari tiga lembar.

Kesimpulannya adalah, menanam kacangan dengan jenis mucuna bracteata khususnya pada lahan gambut pada kebun kelapa sawit atau karet sangat dianjurkan; baik dari segi kepatuhan terhadap kebijakan pemerintah untuk menjalankan zero burning, segi agronomis maupun segi finansial atau keuangan. Selamat mencoba.***


Raden Bagus
Karyawan swasta perkebunan kelapa sawit

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Reuben Elishama, Si Macho yang Bertato

PROPOSAL USAHA BUDIDAYA IKAN MUJAIR

Potensi Kelapa Sawit di Kalimantan Selatan