Tanaman Kopi
Tanaman Kopi
1. Pengertian Tanaman Kopi
Tanaman Kopi |
Kata kopi sendiri awalnya berasal dari bahasa Arab: قهوة qahwah yang berarti kekuatan, karena pada awalnya kopi digunakan sebagai makanan berenergi tinggi. Kata qahwah kembali mengalami perubahan menjadi kahveh yang berasal dari bahasa Turki dan kemudian berubah lagi menjadi koffie dalam bahasa Belanda.[butuh rujukan] Penggunaan kata koffie segera diserap ke dalam bahasa Indonesia menjadi kata kopi yang dikenal saat ini.
Kopi adalah minuman hasil seduhan dari biji kopi yang sudah disangrai dan dihaluskan menjadi bubuk. Kopi juga merupakan salah satu komoditas di dunia yang dibudidayakan oleh lebih dari 50 negara. Ada dua varietas pohon kopi yang dikenal secara umum didunia yaitu Kopi Robusta (Coffea canephora) dan Kopi Arabika (Coffea Arabica).
Proses kopi sebelum dapat diminum harus melalui proses panjang yaitu dari pemanenan biji kopi yang telah matang baik dengan cara mesin maupun dengan cara manual yaitu dengan tangan, kemudian dilakukan pemprosesan biji kopi dan pengeringan, sebelum menjadi kopi gelondong. Proses selanjutnya yaitu penyangraian dengan tingkat derajat yang bervariasi - variasi. Setelah penyangraian biji kopi digiling atau dihaluskan menjadi bubuk kopi sebelum kopi dapat kita minum.
Sejarah mencatat bahwa kopi ditemukan sebagai minuman berkhasiat dan berenergi pertama kali ditemukan oleh Bangsa Etiopia di benua Afrika sekitar 3000 tahun (1000 SM) yang silam. Kopi kemudian terus berkembang sampai saat ini menjadi salah satu minuman paling populer di dunia yang dikonsumsi oleh berbagai kalangan masyarakat. Indonesia sendiri telah mampu memproduksi lebih dari 400 ribu ton kopi per tahunnya. Di samping rasa dan aromanya yang menarik, kopi juga dapat menurunkan risiko terkena penyakit kanker, diabetes, batu empedu, dan berbagai penyakit jantung (kardiovaskuler).
2. Sejarah Singkat Tanaman Kopi
Penemuan biji kopi dimulai sekitar era tahun 800 SM, ada juga pendapat lain mengatakan 850 M. Pada saat itu, banyak orang di Benua Afrika, terutama bangsa Etiopia, mengonsumsi biji kopi yang dicampurkan dengan lemak hewan dan anggur untuk memenuhi kebutuhan protein dan energi pada tubuh. Penemuan kopi ini sendiri terjadi secara tidak sengaja, ketika penggembala bernama Khalid seorang Abyssinia mengamati kawanan kambing gembalaannya yang tetap terjaga bahkan setelah matahari terbenam, setelah memakan sejenis buah beri. Khalid pun mencoba memasak dan memakannya. Kebiasaan ini kemudian terus berkembang dan menyebar ke berbagai negara di tanah Afrika, namun metode penyajiannya masih menggunakan metode konvensional. Barulah beberapa ratus tahun setelah itu, biji kopi ini dibawa melewati Laut Merah dan tiba di Arab dengan metode penyajian yang lebih maju.
3. Penyebaran Tanaman Kopi di Arab
Bangsa Arab yang memiliki peradaban yang lebih maju daripada bangsa Afrika pada saat itu, tidak hanya memasak biji kopi saja, tetapi juga direbus untuk diambil sari - sarinya. Pada abad ke-13, umat Muslim banyak mengonsumsi kopi sebagai minuman penambah energi saat beribadah pada malam hari. Kepopuleran kopi pun turut meningkat seiring dengan penyebaran agama Islam pada saat itu hingga mencapai daerah Afrika Utara, Mediterania, dan India.
Pada masa itu, belum ada budidaya tanaman kopi di luar daerah Arab karena bangsa Arab selalu mengekspor biji kopi yang infertil (tidak subur) dengan cara memasak dan mengeringkannya terlebih dahulu. Hal ini menyebabkan budidaya tanaman kopi tidak memungkinkan bagi negara – negara lainnya. Barulah pada tahun 1600-an, seorang peziarah India bernama Baba Budan berhasil membawa biji kopi fertil keluar dari Mekah dan menumbuhkannya di berbagai daerah di luar Arab.
4. Tanaman Kopi Mencapai Pasar Eropa
Biji kopi masuk pertama kali ke Eropa secara resmi pada tahun 1615 oleh seorang saudagar dari Venesia. Ia mendapatkan pasokan biji kopi dari orang Turki, namun jumlah ini tidaklah mencukupi kebutuhan pasar. Oleh kerena itu, bangsa Eropa mulai membudidayakan tanaman kopi ini. Bangsa Belanda adalah salah satu negara Eropa pertama yang berhasil membudidayakan tanaman kopi pada tahun 1616. Kemudian pada tahun 1690, biji kopi dibawa ke Pulau Jawa untuk dikultivasi secara besar-besaran. Pada saat itu, Indonesia masih merupakan negara jajahan Kolonial Belanda.
5. Tanaman Kopi Mencapai Martinik, Prancis
Sekitar tahun 1714-an, Raja Perancis Louis XIV menerima sumbangan pohon kopi dari bangsa Belanda sebagai pelengkap koleksinya di Kebun Botani Royal Paris, Jardin des Plantes. Pada waktu yang sama, serorang angkatan laut bernama Gabriel Mathieu di Clieu ingin membawa sebagian dari tanaman kopi tersebut untuk dibawa ke Martinique. Akan tetapi, hal tersebut ditolak oleh raja Louis XIV dan sebagai balasannya, ia memimpin sejumlah pasukan untuk menyelinap masuk ke dalam Jardin des Plantes untuk mencuri tanaman kopi tersebut.
Keberhasilan Gabriel Mathieu di Clieu membawa tanaman kopi ke Martinik merupakan suatu pencapaian yang sangat besar sekali. Hal ini dikarenakan budidaya tanaman kopi di sana cukup baik. Hanya dalam kurun waktu 50 tahun, telah terdapat kurang lebih 18 juta pohon kopi dengan varietas yang sangat beragam. Progeni inilah yang menjadi salah satu sumber dari kekayaan jenis kopi yang di dunia.
6. Bunga Kopi Untuk Negara Brasil
Pada tahun 1727, pemerintah Brasil berinisiatif untuk menurunkan harga pasaran kopi di negaranya, karena pada saat itu kopi masih dijual dengan harga yang sangat tinggi dan hanya bisa dinikmati oleh kalangan elit atau orang – orang kaya saja. Oleh karena itu, pemerintah Brasil mengirimkan agen khusus, Letnan Kolonel Francisco de Melo Palheta, untuk menyelinap masuk ke Perancis dan membawa pulang beberapa bibit kopi. Perkebunan kopi di Perancis memiliki penjagaan yang sangat ketat sehingga hal tersebut tidak memungkinkan. Palheta pun mencari jalan lain dengan cara mendekati istri gubernur. Sebagai hasil kerja kerasnya, ia membawa pulang sebuah buket berisi banyak biji kopi yang diberikan oleh istri gubernur seusai jamuan makan malam. Dari biji - biji inilah bangsa Brasil berhasil membudidayakan tanaman kopi dalam skala yang sangat besar sehingga bisa dikonsumsi oleh semua orang.
Komentar
Posting Komentar